Marunda Center Harapkan Pelabuhan Marunda Naik Kelas dapat Tangani Impor-Ekspor

Kamis, 26 April 2018 15:00

Pelabuhan Marunda sudah siap menjadi pelabuhan alternatif yang terbuka untuk perdagangan internasional. Kalau dilihat dari persyaratan throughput dan persyaratan teknis.

Hal itu diungkapkan Aulia Febrial Fatwa dari Terminal Marunda Center pada diskusi bertajuk “Prospektif Marunda Port ke Depan.” yang digelar DPC INSA Jaya kerjasama dengan Ocean Week, Kamis (26/4/2018) di Jakarta.

Febrial yang akrab dipanggil Febri itu mengatakan total throughput Pelabuhan Marunda tahun 2017 sebesar 33,7 juta ton. Sedangkan persyarayan untuk menjadi lelabuhan terbuka bagi perdagangan internasional hanya 10.000 ton/tahun dan arus barang ekspor/impor minimal 50.000 ton/tahun.

Kunjungan kapal tahun 2017 7.900 unit mau pun kedalaman kolam Low Water Spring (LWS) semuanya sudah memenuhi ketentuan .

Selain itu 2 dari 3 terminal di Pelabuhan Marunda yaitu Terminal Marunda Center dan Terminal Karya Citra Nusantara (KCN) sudah mendapat konsesi dari Kemenhub masing masing 65 dan 70 tahun. Hanya Termial Kali Blencong yang belum dapat konsesi, kata Febri.

Namun, kata Febri, sampai sekarang ini pemerintah masih belum memberikan cukup perhatian untuk meningkatkan status Pelabuhan Marunda menjadi pelabuhan umum terbuka untuk kegiatan perdagangan internasional.

Dampaknya setiap ada kegiatan ekspor/ impor via Pelabuhan Marunda kita harus megajukan ijin kepada Bea dan Cukai. Selain itu kita belum ada Port Code, akses jalan ke pelabuhan masih buruk, sistem belum terkoneksi dengan INSW.

Febri mempertanyakan apakah Pelabuhan Marunda tetap dibiarkan seperti selama ini hanya pelabuhan domestik Kls 5?

Sementara potensi untuk jadi pelabuhan terbuka bagi kegiatan perdagangan internasional cukup besar dengan hinterland seperti KBN, dan pembangunan JORR Cibitung Tanung Priok.

“Kita mengrarapkan Pelabuhan Marunda ini meenjadi pelabuhan alternatif menangani barang non petikemas (brakbulk) untuk mensuport Pelabuhan Tanjung Priok yang sudah sibuk menangani petikemas,” kata Febri.

Pakar hukum Maritim Chandra Motik mendorong Menhub untuk segera mengevaluasi Pelabuhan Marunda agar dapat naik klas menjadi pelabuhan terbuka menangani perdagangan internasional

Ketua DPC INSA Jaya Capt. Alimudin dan Iwa Sungkawa dari Ocean Week mengharapkan diskusi ini dapat membuka jalan bagi Pelabuhan Marunda menjadi pelabuhan alternatif mengingat Pelabuhan Tanjung Priok sudah padat.

Witono dari DPP INSA mengapresiasi peranan Pelabuhan Marunda sebagai pelabuhan alternatif yang selama ini sudah melayani anggota INSA. Sementara pelabuhan besar sudah disibukkan untuk melayani kontainer. (Sumber: beritatrans.com)


 
Telah dikunjungi sebanyak : 721 kali
Share :
;