Kawasan KBN
Hari/Tanggal
: Jumat, 17 Juli 2020
Nama Media
: www.bonepos.com
Halaman/Sumber
: https://www.bonepos.com/2019/05/22/takalar-akan-jadi-pusat-pertumbuhan-ekonomi-baru-sulsel
: https://www.bonepos. ...

 
Takalar Akan Jadi Pusat Pertumbuhan Ekonomi Baru Sulsel



BONEPOS.COM, MAKASSAR – Kawasan industri terbesar di Asia Tenggara akan hadir di Kabupaten Takalar. Tidak tanggung-tanggung nilai investasi investor yang bekerja sama dengan PT. Kawasan Berikat Nusantara (KBN) mencapai angka Rp 40 triliun.

Olehnya itu, Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Prof. HM. Nurdin Abdullah meyakini Kabupaten Takalar akan menjadi pusat pengembangan dan pembangunan industri terbesar di Sulsel.

“Takalar akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di Sulsel bagian selatan,” ungkap Prof. HM. Nurdin Abdullah usai menerima delegasi investor dari China dan manajemen KBN, di Baruga Lounge Kantor Gubernur Sulsel, Rabu (22/5).

Hadir dalam pertemuan itu, Dirut PT. KBN Sattar Taba dan beberapa manajer serta komisaris dan belasan investor dari China.

Investor dari China yang menjalin kerjasama dengan PT. KBN ini akan membangun kawasan Industri di Takalar bersama China Metalling Recycling Association (CMRA). Mereka akan membangun industri pengolahan nikel, produk aluminium dan aneka barang dari tembaga.

Gubernur Sulsel mengaku akan membantu sepenuhnya semua investor yang akan menanam investasi di Sulsel.

“Sebagai tuan rumah, Pemprov (Sulsel) tawarkan sebagai daya tarik investor,” tutur alumni Unhas Makassar itu.

Kemudahan yang dimaksud Prof. HM. Nurdin Abdullah meliputi mempersingkat dan mempermudah seluruh hal yang berkaitan dengan perizinan.

“Perizinan menjadi tanggungjawab provinsi dan kabupaten,” jelas Bupati Bantaeng periode 2008 – 2018 ini.

Selain itu lanjutnya, Pemkab Takalar akan menyiapkan lahan sebaik-baiknya untuk proyek pengembangan kawasan industri baru ini.

“Tugas mereka membawa modal dan ahli teknologi,” ujar Nurdin.

Jika investasi senilai Rp 40 triliun ini terwujud 2020 sebagaimana direncanakan, menurutnya, di lahan 1.000 hektar itu akan dibangun sekitar 50 perusahaan dengan daya tampung sekitar 15 ribu tenaga kerja.

“Orang dari Takalar, Jeneponto, dan Gowa akan kerja di sini (KIT) dan bisa menahan laju urbanisasi ke Makassar,” pungkasnya.

;